"Aku percaya tulang rusuk itu tidak akan tertukar"
Estapet waktu pun terus berjalan dan aku masih belum bisa lepas dari semua ini bahkan semakin hari semakin mengganggu ketenangan jiwaku. Lantas mau bagaimana lagi ? hampir setiap hari kami bertemu pastilah perasaan ini sulit untuk aku hilangkan. Bahkan kini aku pun sudah tak mampu lagi berpikir jernih dan membedakan mana hitam mana putih. Hingga akhirnya dalam khilafku aku pun pernah menyatakannya.
“Ra,
aku suka kamu” ujarku.
Seketika
itu suasana pun menjadi hening dan aku pun merasakan dinginnya kutub selatan dan
panasnya gurun sahara dalam tubuhku.
“hmmm...”
dia pun hanya diam penuh kebingungan.
“Ra
aku serius, entahlah aku tak pernah seserius ini aku benar-benar sayang kamu”
aku pun menegaskan.
“Iya
aku tahu, tapi aku bingung” balasnya. “bingung kenapa? Kamu sayang gak sama
aku?” tanya aku lagi.
“iya
tapi untuk sekarang aku benar-benar gak bisa. maaf
ya” itulah jawaban terakhir yang keluar dari
mulutnya.
Aku pun berusaha menerimanya dengan lapang dada yang penting niatku sudah tersampaikan ujar batinku. Hari itu pun berakhir dengan berjuta rasa dalam dadaku yang membuat aku gelisah semalaman aku pun mencoba ngirim pesan namun tak ada balasan.
Hari pun berganti dan alangkah terkejutnya diri ini tatkala
aku mencarinya dan menemukan dia sedang makan bareng sama orang lain. Prekkk..
serasa ada yang patah berkeping-keping dan tak mungkin dapat ku satukan lagi
kecuali dengan virus yang sama.
Sore ini langit pun menangis begitu hebatnya seolah-olah merasakan apa yang aku rasakan dan suasana hening khas pedesaan pun menemaninya dengan setia. Kedua perpaduan ini semakin membuat hatiku tersayat. Aku pun berusaha untuk menidurkannya namun hanya kegelisahan yang aku dapatkan bukan ketenangan seperti yang aku inginkan.
Hari berganti aku kembali harus sekolah dengan muka yang ditekuk dan perasaan campur aduk dalam dada. Ketika jam istirahat pun aku langsung bergegas ke perpustakaan karena tidak ingin melihatnya untuk sementara waktu. Aku pun membaca beberapa buku di perpustakaan namun isinya tidak ada yang menarik hingga akhirnya pandanganku pun tertuju pada sebuah buku kecil yang sudah sangat kusam.
Setelah
aku buka ternyata buku ini berisi tentang sahabat-sahabat nabi Saw. dan
perjuangan mereka dalam membela
islam.
Aku pun merasa tertarik dengan buku tersebut dan meminjamnya untuk dibawa ke
rumah. Setelah dirumah aku kembali membacanya lembar demi lembar aku buka dan
berusaha memahami isinya tanpa aku sadari air mataku pun jatuh membaca kisah
perjuangan dan ke zuhudan mereka hingga tak terasa 300 halaman pun habis aku
baca sekali duduk. Setelah kejadian itu aku pun lebih sering merenung
memikirkan diri sendiri, memikirkan diri yang selama ini lupa akan hakikat
kehidupan yang sebenarnya karena disibukan oleh perkara cinta dan dunia.
Musim pun telah berganti kini aku sudah tinggal di universitas favorit dengan sikap dan semangat baru. Semangat dalam meraih cita-cita yang hakiki sembari terus memperbaiki diri dalam mencari ridho Illahi. Oh iya sebetulnya tidak lama setelah kejadian itu aku pun dipertemukan oleh Allah dengan guru kehidupan ku. Darinya aku belajar banyak hal tentang kehidupan dan bertemu dengan teman seperjuangan yang sama-sama berjuang memperbaiki dan memantaskan diri.
Aku juga masih tetap berteman dengan Rainy
walaupun sekarang kami berpisah jauh karena dia melanjutkan sekolah di
universitas lain. Aku pun sekali-kali mendengar kabar lewat angin bahwa dia pun
sudah banyak berubah bahkan setelah kejadian itu dia pun memilih menjauhi
hubungan sebelum pernikahan. Tapi yang jelas apa pun itu sekarang aku tak
terlalu memikirkannya. Jika pun hal tersebut terlintas dalam benakku aku hanya
bisa berdoa agar diberikan yang terbaik karena sekarang aku paham “tulang rusuk
itu tidak akan tertukar” jadi jalani saja hidup sesuai dengan skenario_Nya.
Udah baca part 1 nya? klik disini
0 komentar:
Posting Komentar